Halaman

    Social Items

Visit Namina Blog



JAKARTA/NASIONAL, TELATAHNESIA - Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo telah memutuskan hendak memindahkan ibukota Negara Indonesia. Jokowi bahkan sudah menetapkan tempat dimana ibukota yang baru. Kalimantan Timur ditetapkan menjadi ibukota Indonesia yang baru, meski itu belum terlaksana. Karena untuk melakukan relokasi ibukota membutuhkan waktu yang tidak sebentar. 

Di berbagai media nasional, Jokowi mengatakan kalau Kalimantan Timur dijadikan ibukota karena posisinya paling ideal, dan minim bencana. "Hasil kajian memutuskan ibukota paling ideal adalah sebagian Kabupaten Panajam Pasir Utara dan sebgaian Kabupaten Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur," jelas Jokowi seperti dilansir Monitor. Adapun total biaya kebutuhan untuk membangun ibukota yang baru yaitu sebanyak Rp 466 triliun. Diambilkan dari dana APBN sebesar 19 persen. 

Pemindahan ibukota ke luar jawa tentu dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Kaltim khususnya. Gubernur Kaltim, Isran Noor meyakini kalau pemindahan ibukota ke wilayahnya akan berdampak bagus bagi perkembangan di Indonesia Timur. "Dampaknya bukan hanya di Indonesia bagian tengah saja, tapi juga timur. Suplai bahan bangunan dan batu kualitasnya juga bagus. Kaltim ini posisinya ada ditengah-tengah," katanya seperti dilansir CNN Indonesia.

Ia menambahkan, pemindahan ibukota ikut mendorong peningkatan di sektor perekonomian, terutama di wilayah Kalimantan dan Indonesia bagian timur. Namun disamping respon positif dari berbagai kalangan menyoal perpindahan ibukota, warga Jakarta justru merespon sebaliknya. Berdasarkan survei dari Kedai Kopi, ada sekitar 39,8 persen atau sebagian besar responden yang disurvei tidak setuju dengan pemindahan ibukota. 

Hanya 35,6 persen warga Jakarta yang sepakat ibukota dipindahkan. Sisanya, sebanyak 24,6 persen memilih untuk tidak berpendapat. Dari survei yang disebar 14-21 Agustus 2019 yang 95,7 persen respondennya berasal dari DKI Jakarta itu mengekspresikan ketidaksepakatan mereka soal pemindahan ibu kota. Lalu, mengapa mereka tidak setuju ibukota pindah? 

Direktur Eksekutif Kedai Kopi, Kunto Wibowo seperti dilansir Kompas respon negatif dari warga Jakarta terkait pemindahan ibu kota disebabkan karena ketidakjelasan mengenai nasib Jakarta nantinya setelah proses pemindahan ibu kota rampung. Sementara, pendiri lembaga survei tersebut, Hendri Satrio mengatakan bahwa pemindahan ibu kota harus dikomunikasikan dengan baik dari pemerintah kepada masyarakat. "Alasannya harus disampaikan, mengapa ibu kota harus pindah. Terutama agar masyarakat Jakarta, Kaltim, dan seluruh warga Indonesia siap," katanya. 

Sebelum benar-benar terealisasikan, pemindahan ibu kota masih terus digodok dan dipersiapkan segala tetek bengeknya. Pemerintah yakin bahwa pemindahan ibu kota akan disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Mengingat komposisi koalisi pemerintah di DPR di ats 50 persen.(tn-24)

Ibukota Pindah ke Kalimantan Timur, Bagaimana Respon Warga Jakarta?




JAKARTA/NASIONAL, TELATAHNESIA - Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo telah memutuskan hendak memindahkan ibukota Negara Indonesia. Jokowi bahkan sudah menetapkan tempat dimana ibukota yang baru. Kalimantan Timur ditetapkan menjadi ibukota Indonesia yang baru, meski itu belum terlaksana. Karena untuk melakukan relokasi ibukota membutuhkan waktu yang tidak sebentar. 

Di berbagai media nasional, Jokowi mengatakan kalau Kalimantan Timur dijadikan ibukota karena posisinya paling ideal, dan minim bencana. "Hasil kajian memutuskan ibukota paling ideal adalah sebagian Kabupaten Panajam Pasir Utara dan sebgaian Kabupaten Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur," jelas Jokowi seperti dilansir Monitor. Adapun total biaya kebutuhan untuk membangun ibukota yang baru yaitu sebanyak Rp 466 triliun. Diambilkan dari dana APBN sebesar 19 persen. 

Pemindahan ibukota ke luar jawa tentu dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Kaltim khususnya. Gubernur Kaltim, Isran Noor meyakini kalau pemindahan ibukota ke wilayahnya akan berdampak bagus bagi perkembangan di Indonesia Timur. "Dampaknya bukan hanya di Indonesia bagian tengah saja, tapi juga timur. Suplai bahan bangunan dan batu kualitasnya juga bagus. Kaltim ini posisinya ada ditengah-tengah," katanya seperti dilansir CNN Indonesia.

Ia menambahkan, pemindahan ibukota ikut mendorong peningkatan di sektor perekonomian, terutama di wilayah Kalimantan dan Indonesia bagian timur. Namun disamping respon positif dari berbagai kalangan menyoal perpindahan ibukota, warga Jakarta justru merespon sebaliknya. Berdasarkan survei dari Kedai Kopi, ada sekitar 39,8 persen atau sebagian besar responden yang disurvei tidak setuju dengan pemindahan ibukota. 

Hanya 35,6 persen warga Jakarta yang sepakat ibukota dipindahkan. Sisanya, sebanyak 24,6 persen memilih untuk tidak berpendapat. Dari survei yang disebar 14-21 Agustus 2019 yang 95,7 persen respondennya berasal dari DKI Jakarta itu mengekspresikan ketidaksepakatan mereka soal pemindahan ibu kota. Lalu, mengapa mereka tidak setuju ibukota pindah? 

Direktur Eksekutif Kedai Kopi, Kunto Wibowo seperti dilansir Kompas respon negatif dari warga Jakarta terkait pemindahan ibu kota disebabkan karena ketidakjelasan mengenai nasib Jakarta nantinya setelah proses pemindahan ibu kota rampung. Sementara, pendiri lembaga survei tersebut, Hendri Satrio mengatakan bahwa pemindahan ibu kota harus dikomunikasikan dengan baik dari pemerintah kepada masyarakat. "Alasannya harus disampaikan, mengapa ibu kota harus pindah. Terutama agar masyarakat Jakarta, Kaltim, dan seluruh warga Indonesia siap," katanya. 

Sebelum benar-benar terealisasikan, pemindahan ibu kota masih terus digodok dan dipersiapkan segala tetek bengeknya. Pemerintah yakin bahwa pemindahan ibu kota akan disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Mengingat komposisi koalisi pemerintah di DPR di ats 50 persen.(tn-24)

Tidak ada komentar