Halaman

    Social Items

Visit Namina Blog

AS, TELATAHNESIA - Presiden Amerika Serikat sangat berambisi untuk menyelesaikan ratusan mil pagar perbatasan sebelum pemilihan prsiden 2020 mendatang. Ia mengerahkan seluruh pembantu untuk mempercepat kontrak kontruksinya. Demi melancarkan ambisinya itu secara agresif Trump akan merebut tanah pribadi dan akan mengabaikan persoalan lingkungan.

Trump secara terang-terangan akan mengampuni para pembantunya ketika ada ketidaksesuaian dengan hukum yang berlaku, itu semua dilakukan demi mempercepat pembangunan tembok perbatasan. Tahun 2016, Trump telah berjanji kepada seluruh pemilihnya (warga Amerika Serikat) untuk merampungkan tembok perbatasan sepanjang 500 mil itu. Dalam kesepakatan kampanye yang dilakukannya, Trump setuju menyelesaikan proyek itu sebelum warga AS datang pada pemilihan presiden November 2020 mendatang. Akibat tembok perbatasan yang tak kunjung usai ini, Trump mendapatkan protes dari warga dan para pemilihnya. Kendati Korps Insinyur Angkatan Darat  Angkatan Darat AS telah menyelesaikan 60 mil "penggantian" penghalang pada 2 setengah tahun masa pemerintahan Trump. 

Wakil Sekretaris Gedung Putih, Hogan Gidley seperti dilansir Washingtonpost mengatakan bahwa presiden hendak melindungi negara dengan penambahan hambatan perbatasan baru. "Donald Trump berjanji mengamankan perbatasan kita dengan kebijakan imigrasi yang rasional agar rakyat Amerika lebih aman, dan karena itu tembok dibangun," katanya. Gidley menilai krtik terhadap presiden hanya rekayasa mereka yang membenci fakta status quo, yang telah melumpuhkan AS selama beberapa dekade. "Trump membangun tembok itu lebih cepat dari siapapun sepanjang sejarah," tambah Gidley. 

Menurut Gidly, Trump sudah memenuhi tugasnya sebagai presiden dengan melakukan tindakan agresif guna melindungi masyarakat AS, dimana tidak bisa dilakukan presiden sebelumnya. Terkait pendanaan, Menteri Pertahanan Mark T. Esper mengatakan siap mengalihkan dana Pentagon untuk proyek pembangunan tembok perbatasan 3,6 miliar dolar yang segera dicairkan beberapa minggu ke depan. Trump sebelumnya sudah mengajukan dana 5 miliar dolar, namun ditolak oleh anggota parlemen. 

Dana pembangunan tembok selanjutnya akan diambil dari Menteri Pertahanan di 26 negara bagian. Meskipun Trump menginginkan pembangunannya dipercepat, ia tidak melupakan estetik. Trump sendiri berkeinginan agar tembok tersebut dicat warna hitam. Pembangunan tembok perbatasan, menurut Trump sendiri bukanlah mekanisme efektif untuk membendung imigrasi ilegal. Tapi karena tuntutan dari pendukung, Donald Trump bersikukuh menyelesaikan proyek itu. 

Hasrat Trump untuk menerobos aturan yang ada demi terbangunnya tembok perbatasan ditanggapi oleh Mantan Kepala Staff Gedung Putih John F. Kelly. Menurut Kelly, pejabat administrasi boleh saja mengabaikan tuntutan presiden, kecuali memang layak dan berkekuatan hukum.(wp) 

Siasat Trump Jaga Perbatasan


AS, TELATAHNESIA - Presiden Amerika Serikat sangat berambisi untuk menyelesaikan ratusan mil pagar perbatasan sebelum pemilihan prsiden 2020 mendatang. Ia mengerahkan seluruh pembantu untuk mempercepat kontrak kontruksinya. Demi melancarkan ambisinya itu secara agresif Trump akan merebut tanah pribadi dan akan mengabaikan persoalan lingkungan.

Trump secara terang-terangan akan mengampuni para pembantunya ketika ada ketidaksesuaian dengan hukum yang berlaku, itu semua dilakukan demi mempercepat pembangunan tembok perbatasan. Tahun 2016, Trump telah berjanji kepada seluruh pemilihnya (warga Amerika Serikat) untuk merampungkan tembok perbatasan sepanjang 500 mil itu. Dalam kesepakatan kampanye yang dilakukannya, Trump setuju menyelesaikan proyek itu sebelum warga AS datang pada pemilihan presiden November 2020 mendatang. Akibat tembok perbatasan yang tak kunjung usai ini, Trump mendapatkan protes dari warga dan para pemilihnya. Kendati Korps Insinyur Angkatan Darat  Angkatan Darat AS telah menyelesaikan 60 mil "penggantian" penghalang pada 2 setengah tahun masa pemerintahan Trump. 

Wakil Sekretaris Gedung Putih, Hogan Gidley seperti dilansir Washingtonpost mengatakan bahwa presiden hendak melindungi negara dengan penambahan hambatan perbatasan baru. "Donald Trump berjanji mengamankan perbatasan kita dengan kebijakan imigrasi yang rasional agar rakyat Amerika lebih aman, dan karena itu tembok dibangun," katanya. Gidley menilai krtik terhadap presiden hanya rekayasa mereka yang membenci fakta status quo, yang telah melumpuhkan AS selama beberapa dekade. "Trump membangun tembok itu lebih cepat dari siapapun sepanjang sejarah," tambah Gidley. 

Menurut Gidly, Trump sudah memenuhi tugasnya sebagai presiden dengan melakukan tindakan agresif guna melindungi masyarakat AS, dimana tidak bisa dilakukan presiden sebelumnya. Terkait pendanaan, Menteri Pertahanan Mark T. Esper mengatakan siap mengalihkan dana Pentagon untuk proyek pembangunan tembok perbatasan 3,6 miliar dolar yang segera dicairkan beberapa minggu ke depan. Trump sebelumnya sudah mengajukan dana 5 miliar dolar, namun ditolak oleh anggota parlemen. 

Dana pembangunan tembok selanjutnya akan diambil dari Menteri Pertahanan di 26 negara bagian. Meskipun Trump menginginkan pembangunannya dipercepat, ia tidak melupakan estetik. Trump sendiri berkeinginan agar tembok tersebut dicat warna hitam. Pembangunan tembok perbatasan, menurut Trump sendiri bukanlah mekanisme efektif untuk membendung imigrasi ilegal. Tapi karena tuntutan dari pendukung, Donald Trump bersikukuh menyelesaikan proyek itu. 

Hasrat Trump untuk menerobos aturan yang ada demi terbangunnya tembok perbatasan ditanggapi oleh Mantan Kepala Staff Gedung Putih John F. Kelly. Menurut Kelly, pejabat administrasi boleh saja mengabaikan tuntutan presiden, kecuali memang layak dan berkekuatan hukum.(wp) 

Tidak ada komentar