US, TELATAHNESIA - Greta Thunberg, seorang gadis cum aktivis perubahan iklim berkewarganegaraan Swedia kali ini mendapatkan dukungan dari ratusan pemuda saat melancarkan protesnya di depan markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (29/8) kemarin. Thunberg dan ratusan pendukungnya itu melakukan protes lanjutan gerakan lingkungan anak muda.
Beberapa anak dari AS mengatakan bahwa ini adalah demonstrasi pertamanya. Sementara yang lainnya sudah pernah resah soal urusan lingkungan, pada hal ini adalah perubahan iklim, namun baru tergerak ketika Thunberg mulai terkenal. Hari itu Thunberg dan ratusan anak muda memang diundang ke PBB agar bertemu dengan seorang pimpinan senior. Hanya butuh waktu dua hari setelah Thunberg turun dari kapal sehabis dua pekan melintasi lautan Inggri yang ganas, para demonstran sudah mendominasi kerumunan hingga 1.000 orang di depan gedung PBB di Manhattan.
Mereka menggeruduk kantor PBB menuntut agar pemerintah segera menyelesaikan krisis iklim. Bermodal kertas bertuliskan "Bersatu di belakang sains', para pemuda berkerumun di taman persis di depan bendera dunia di luar markas PBB. Alexandria Villasenor (14), dilansir The Guardian mengaku ia tergerak akan kampanye mogok sekolah akibat iklim yang dilakukan Thunberg. "Dia (Thunberg) sungguh menggembleng para siswa, semua orang benar-benar digerakkan oleh Greta," ujarnya.
Seorang demonstran yang pertama kali melakukan demo iklim pertamanya, Dana Henao (16) dari Bremtwood, Long Island mengatakan bahwa pemerintah tidak bertindak cukup untuk mengatasi persoalan lingkungan dan iklim. "Mereka (pemerintah) hanya peduli soal uang yang didapat," pekiknya.
Pada Jumat sore, Greta Thunberg, Villasenor, Xiye Bastida Depan, tiga organisatoris dipersilakan masuk ke dalam gedung PBB guna melakukan pertemuan mendadak dengan presiden majelis umum PBB, Maria Fernanda Espinosa. Villasenor mengatakan kalau Espinosa mendukung penuh aksinya itu. Namun dukungan itu tak diindahkan Greta Thunberg, ia saat diwawancara The Guardian sekali lagi menegaskan bahwa yang dibutuhkan adalah tindakan kongkret, bukan kata-kata manis di lidah.
Diketahui Villasenor, aktivis yang ikut mendukung aksi mogok sekolah Thunberg ialah orang yang diangap penyerang sekolah pertama di Amerika. Dia juga seorang aktivis iklim yang sudah berhubungan lama dengan Thunberg melalui daring. "KTT iklim adalah cara bagi semua pemuda untuk bersatu di sini dan mengirim pesan kepada pemimpin KTT itu," jelas Villasenor.
Thunberg mengatakan, generasinya harus bisa membersihkan krisis iklim, dan ia sangat menolak anggapan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang mengatakan tidak ada krisis iklim. Mahasiswa Ariznoa, State University, Almy Batis (21) mengatakan protes di hari Jumat menjadi momentum pergerakan iklim di Amerika. "Greta ada di sini, aksinya itu jadi pembuka di masa depan Amerika. Dia dapat dukungan di Amerika Utara," pungkasnya.(tn-43)